Peraan Belajar Dalam Kehidupan Sehari
Studi mengenai belajar menjelaskan tentang pemerolehan berbagai kemampuan dan keterampilan tentang strategi untuk menjalankan peran di dunia, serta tentang sikap dan nilai yang memandu tindakan seseorang
Tujuan belajar menurut vygotsky (1924/1979) adalah mempelajari tentang nilai, bahasa dan perkembangan kultur –kultur yang diwariskan. Belajar juga merupakan hasil kemajuan masyarakat di masa depan. Untuk itu dibutuhkan sistem pengajaran tertentu. Kalau zaman dahulu kala, informasi itu diberikan secara folklore ( dari mulut ke mulut). Namun di zaman modern seperti sekarang begitu banyak sumber informasi sehingga tidak seorangpun mampu menguasai semuanya. Oleh sebab itu pendidikan formal ditujukan untuk menangani area pengetahuan yang luas dan khusus yang dipilih individu untuk mempelajari mereka secara mendalam.
Adanya internet membuat segala informasi dapat tersedia secara real time, namun tantangannya adalah mengenai otentik atau tidaknya informasi yang d dapat, dan terjadinya isolasi sosial. Untuk itu perlunya manajemen pembelajaran dalam menjawab tantangan zaman “ bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir dan bagaimana meningkatkan upaya untuk melakukan tindakan berpikir”.
Upaya Prateoretis Menjelaskan tentang Belajar Pada zaman yunani kuno, muncul mitos-mitos tentang dewa-dewa dan lama kelamaan digantikan oleh kebijaksanaan tradisional yang didasarkan pada pengalaman dan sistem keyakinan yang terstruktur yang disebut filsafat.
ungkapan populer yang berasal dari pengalaman , contoh “ tak ada gading yang tak retak “
sistem keyakinan yang terstruktur, menggunakan logika dan penalaran. Muncul 2 mazhab basar yang bertentangan yaitu idealisme Plato dan idealisme Ariestoteles, dimana basis filsafat Plato adalah konsep disiplin mental. Seperti pelajaran trigonometri, fisika, dan latin dapat mengasah pikiran siswa. Sedangkan Ariestoteles mengembangkan konsep realisme dimana ia mendefenisikan realitas sebagai sesuatu yang eksis di dunia nyata, bukan dalam ide-ide pikiran. Belajar berlangsung melalui kontak dengan lingkungan, pengalaman inderawi, dan asosiasi kesan.
Pada abad ke 16 Galileo melahirkan ilmu Fisika, namun ilmu mengenai pikiran belum dibahas, 300 t5ahun kemudian terbitlah “ Origin of Species “ karya Charles Darwis yang membuka riset tentang pemikiran dan belajar. Kemudian muncul konsep empirisme ilmiah oleh Herman Von Helmholtz, dimana ide adalah produk pengalaman manusia, dapat diobservasi dan dialnalisi manusia
Pergeseran ide bahwa pikiran sebagai anugrah tuhan ke ide bahwa otak sebagai kunci utama dari aktivoitas mental berlangsung secara perlahan-perlahan. Menjelang 1920an riset empiris telah menjadi mekanisme utama untuk mencari informasi tentang proses psikologis, selanjutnya riset berkembang dengan menggunakan metode kualitatif seperti riset naratif dan riset lapangan, wawancara dan analisis diskursus.
Kriteria Untuk Teori Belajar
Clark Hull (1935) mengidentifikasi 3 kriteria untuk setiap teori :
1) seperangkat asumsi yang eksplisit yang merupakan keyakinan dasar teoritis tentang suatu fenomena yang akan dibahas.
2) suatu teori harus mencakup defenisi yang eksplisit tentang istilah penting
3) menarik prinsip spesifik dari asumsi yang dapat diuji melalui riset