Jumat, 20 Desember 2013

Teori Kognitif -Sosial Albert Bandura

perilaku yang diamati merupakan komponen esensial dari belajar dalam latar naturalistik. fungsi utama dari model perilaku adalah mentransmisikan informasi kepada pengamat melalui salah satu dari tiga cara. yaitu : 
(a) menjadi petunjuk bagi perilaku yang sama pada orang lain
(b) memperkuat atau melemahkan sikap menahan diri pemelajar terhadap pelaksanaan perilaku tertentu
(c) menunjukkan pola perilaku baru
model nyata adalah anggota keluarga , guru, teman, rekan kerja,dan orang lain di setting  sosial sekitarnya. model simbolik adalah gambaran dari perilaku, yang utama adalah media massa. namun, media massa sering menyajikan pandangan dunia yang fiksional. selain itu, media menggambarkan banyak kekerasan secara tidak proposional  dan juga memberi kontribusi pada seksualisasi gadis muda.

karakteristik situasional yang memengaruhi reaksi pengamat terhadap model adalah :
(a) atribut model, (b) tingkat ketidakpastian tentang arah dan tindakan tertentu, (c) tingkat penguatan yang ada dalam situasi. karakteristik pengamat juga memengaruhi responsive pengamat terhadap model. beberapa riset mengindikasikan bahwa pengamat yang kurang percaya diri kemungkinan akan mengadopsi perilaku  dari model yang sukses . namun, ketika guru menggunakan pemodelan untuk mengembangkan kompetensi tertentu, pengamat yang berbakat dan berjiwa petualanglah yang paling besar kemungkinannya untuk mendapatkan manfaat terbanyak dari pemodelan itu.

sepertihalnya pada pengondisian berpenguat, konsekuensi perilaku merupakan hal penting untuk belajar dalam teori kognitif-sosial. tetapi, berbeda dengan pengondisian berpenguat, teori ini memasukkan konsekuensi pengganti dan yang diatur sendiri selain konsekuensi langsung yang dihasilkan dalam lingkungan. konsekuensi pengganti adalah hasil langsung yang diproduksi oleh model perilaku yang menimbulkan reaksi emosional pada pengamat. konsekuensi yang diatur sendiri dproduksi oleh seseorang atas perilakunya yang berhasil memenuhi, atau gagal memenuhi, standar yang ditentukan sendiri.
 
konsekuensi pengganti juga menyampaikan informasi tentang perilaku mana yang tepat atau tidak tepat. model perilaku yang dianggap sebagai dapat dicapai secara personal oleh pengamat dan yang mendapatkan penguatan berulang akan mendapatkan nilai fungsional bagi pengamat. namun, hukuman pengganti menyampaikan informasi bahwa model perilaku tidak tepat, akan menimbulkan  efek penghalang terhadp peniruan , dan arena itu menurunkan martabat model. sebaliknya, tidak adanya hukiman mengandung makna adanya pembenaran atas model perilaku itu.

meskipun pengaruh konsekuensi pengganti terhadap pengamat penting artinya, namun bersifat relatif tidak absolut. tingkat pengaruh bervariasi menurut penilaian pengamat atas hasil dan perilaku dan arti penting dri model. terakhir, konsekuensi yang dibuat sendiri beroperasi dalam situasi dimana seseorang menetapkan standar pribadi atas kinerja. mereka kemudian merespons denagn mengecam diri sendiri jika perilakunyagagal dalam memenuhi standar dan menguatkan diri jika perilakunya sesuai atau melebihi standar. imbalan eksternal relatif tidak efektif ketika dibandingkan dengan kecaman diri. demikian juga hukuman eksternal yang diberikan atas perilaku yang dinilai tinggi oleh seseorang hanya mempunyai dampak kecil.


Kamis, 19 Desember 2013

Teori Perkembangan Kognitif


Tujuan dari upaya piaget adalah menemukan karakteristik dari logika alamiah, yang terdiri dari proses penalaran ayng dibangun oleh individu pada berbagai  fase dalam prkembangan kognitif . pertama, dia tidak mendukung tentang pengetahuan sebagai informasi statis yang berada di dalam objek dan peristiwa yng terpisah dari individu.
Dalam karyanya, pengetahuan adalah proses mengorganisasi yang membentuk struktur yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan lingkunagan. Karena itu, kecerdasan adalah proses yang terus berjalan dan berubah, dan aktivitas pemelajar menciptakan proses mengetahui. Pertanyaan utama bagi psikologi karenanya adalah bagaimana pemelajar maju dari satu tahap konstruksi pengetahuan ke tahap selanjutnya.
Transformasi dari salah satu bentuk penalaran ke bentuk yang lain tergantung kepada empat faktor esensial. Mereka adalah lingkungan, kematangan, pengaruh sosial, dan proses yang disebut sebagai ekuilibrasi.peran ekuilibrasi adalah untuk mempertahankan fungsi kecerdasan ketika hal tersebut melakukan transformasi.
Ada 3 karakteristik yang membedakan pemiiran operasioanl dengan jenis tindakan lainnya :
1.       Suatu transformasi dikompensasi oleh perubahan dalam karakteristik lain
2.        Hakikat esensial dariobjek atau data tetap tidak berubah. Pengenalan ciri yang tetap dari situasi dan kemampuan untuk menjelaskan  mengapa  ia tidak berubah disebut sebagai konservasi.
3.       Tindakn. Ketika anak memahami bahwa suatu transformasi secara simultan dan secara pasti mengimplikasikan kebalikannya, maka anak telah mengembangkan  konsep keterbalikan. Anak telah mengonstruksi struktur operasional internal dan dapat menganalisis situasi secara akurat tanpa kebingungan.

Komponen perkembangan kognitif terdiri dari ;
(a)    Struktur psikologis dari pemikiran logis
(b)    Proses fundamental yang trlibat dalam interaksi dengan lingkungan

Individu mencapai pemikiran logisnya dalam ranah tertentu ketika dia dapat secar a simultan mengoordinasikan operasi dan kebalikanya, dapat memperediksi sejak awal bentuk0bentuk perubahan yang akan terjadi, dan dapat mendukung keputusannya berdasarkan keniscayaan.

Proses fundamental dalam perkembangan pemikiran logis adalah asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilsi adalah integrasi elemmen eksternal ke dalam struktur internal pemelajar. Akomodasi  mencakup penyesuaian dalam struktur internal pemelajar dan transformasi kualitatif dalam pemiiran. Ekuilibrasi adalah seperangkat proses yang kompleks dan dinamis yang secara kontinyu mengatur perilaku. Peran utama ekuilibrasi adalah mempertahankan fungsi intelektual selama perkembangan.
Perspektif Kognitif : Pemrosesan Informasi



Asumsi dasar dari pemrosesan informasi adalah:
(a)    Memori manusia aktif terlibat dalam konstruksi pengetahuan
(b)    (b) pengetahuan sebelumnya yang dimiliki pemelajar  berperan penting dalam belajar
Memori manusia adalah sistem kompleks yang aktif mencari data inderawi, mengubah data menjadi informasi bermakna, dan menyimpan informasi itu dalam memori jangka panjang. Tiga koneptualisasi hakikat memori adalah konsep keadaan , konsep sistem memori dan tingkat pemrosesan.
Perspektif yang membahas operasi sistem ini adalah konsep jaringan koneksions, model multi tahap, dan konsep ruang kerja global. Jaringan koneksionis mendekati jaringan  neural yang ada di otak. Memori terdiri dari jejaring koneksi yang berinteraksi, yang terdiri dari elemen-elemen atau unit-unit  dan kaitan yang unit tertentu untuk menghasilkan pola pengeluaran. Model multitahap , sebaliknya mengidentifikasi struktur yang mencerminkan tahapan yang ada di dalam pemrosesan informasi dan proses yang terkait. Strukrturnya terdiri atas pencatat sensoris,penyimpanan jangka pendek, memori kerja, dan memori jangka panjang . riset tentang otak mengindikasikan bahwa sistem memori tidak terbagi dalam “ kotak” yang terpish. Meski demikian, tahapan dan proses yang terkait berguna untuk pembelajaran.
Bertentangan denagn pendapat lainnya, konsep wawasan global membahas kesadaran manusia. Apabila dianalogikan dengan teater, kesadaran adalah daerah yang tersoroti dalam memori kerja yang diterangi oleh perhatian. Faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi secara sadar  adalah faktor dibalik layar, diantaranya adalah fungsi pelaksana, sistem keyakinan seseorang , bahasa, metode kontrol tindakan , dan pendekatan untuk memecahkan masalah. Membuka akses ke sejumlah besar pengetahuan seseorang yang tidak disadari, merupakan karakteristik penting kesadaran. Kesadaran membantu menginterpretasikan informasi dengan mengakses informasi  yang tidak disadari  dan membuka akses ke pemecahan msalah ketidak sadaran, serta pada diri.
Konseptualisasi  bentuk butir-butir khusus dlam memori jangka panjang adalah model kode-ganda  dan representasi verbal. Menurut model verbal, memori jabgka panjang menyimpan pengetahuandeklaratif  dalam bentuk jaringan proporsional dan pengetahuan prisedural dalam bentuk pernyataan jika-maka atau pasangan syarat- tindakan.
Sifat dari isi informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang  mencakup pengetahuan yang eksplisit maupun tacit. Pengetahuan tacit yang beroperasi di bwasah ambang kesadaran mencakup pengetahuan sosiokultural dan catatan untuk perilaku dalam situasi yang berbeda. Sebaliknya, pengetahuan eksplisit mudah tersedia untuk kesadaran dan merupakan objek pemikiran. Trmasuk di dalamnya adalah pengetahuan  metakognitif dan konseptual. Kategori yang lebih luas, pengetahuan konseptual terdiri dari isi pengetahuan  dan pengethuan diskursus . istilah skema juga merujuk pada pengetahuan , pengalaman, dan ekspektasi yang terorganisasi tentang beberapa aspek dari dunia. Meskipun berguna untuk pendidik, konsep ini terbatas kegunaanya dalam riset karena masih samar.

Komponen esensial pemrosesan informasi yang dapat diaplikasikan untuk belajar adalah belajar komponen dan proses persepsi, pengkodean, pengambilan informasi dari memori jangka panjang ketika diperlukan. Kerangka belajar terdiri dari :
(a)    Pengetahuan sebelumnya yang dimiliki pemelajar, baik itu tersembunyi maupun konseptual
(b)   Sifat dan penataan dari informasi yang akan dipelajari
Pengetahuan pemelajar berfungsi sebagai kerangka untuk mengidentifikasi informasi yang dtang danmemengaruhi inferensi  pemelajar tentang informasi baru itu. Pengetahuan ekstensif juga dapat memperkuat kapasitas memori kerja untuk mengodekan informasi dalam kelompok besar dan menaikkan kecepatan pemrosesan.
Komponen utama dalam pembelajaran dari perspekti fpmrosesan informasi adalah memperkaya  pengetahuan yang telah dimiliki pemelajar, mengorganisasikan materi yang dipelajari, memfasilitasi perhatian pemelajar, mengodekan dan mengonstruksi makna, dan mengajari siswa strategi untuk memperkaya pemahaman mereka atas teks dan presentasi oral.
Yang esensial dalam perencanaan pembelajaran adlaah fakta bahwa siswa hanya merespon pada pembelajaran yang dapat ia fahami secara aktif. Karena itu, pembelajaran harus memfokuskan perhatian pemelajar  pada tugas-tugas penting  dan  secara informal menilai persepsi pemelajar.


Kondisi Belajar Robert  Gagne


Asumsi Dasar Kondisi Belajar Gagne :
1.       Belajar dan pertumbuhan tidak boleh disamakan satu sama lain.
2.       2. Belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan individual
3.       Banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan ke berbagai macam situasi
4.       Belajar manusia adalah kumulatif, belajar keterampilan yang kompleks didasarkan pada belajar sebelumnya
5.       Belajar bukan proses tunggal


Kunci untuk pengembangan teori belajar yang komprehensif adalah menjelaskan sifat yang kompleks dari belajar manusia. Pertama, berbeda dengan model pertumbuhan- kesiapan di mana pendewasaan ( maturation)  mengatur proses belajar, Gagne berpendapat bahwa belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan. kedua, belajar manusia bersifat kumulatif. belajar keterampilan yang lebih kompleks. hasilnya adalah kompetensi intelektual yang terus meningkat. ketiga, belajar manusia adalah kompleks dan beragam. prosesnya tidak dapat direduksi menjadi S-R atau pengalaman wawasan yang dideskripsikan oleh teoritisi Gestalt. Selain itu, studi belajar tidak boleh fokus pada pengembangan prinsip yang berlaku hanya pada satu bidang subjek. deskripsi yang memadai dari belajar manusia harus berlaku untuk berbagai macam aktivitas manusia di beragam latar dan situasi di mana belajar itu terjadi. juga, belajar menghasilkan disposisi yang dipertahankan yang dibuktikan oleh kinerja tertentu. keluaran ( outcomes) dari belajar disebut kapabilitas. proses belajar adalah proses kognitif yang memproses informasi di lingkungan menjadi berbagai macam kapabilitas

ada sembilan tahapan belajar:
1. memerhatikan
fungsi :  memberikan peringatan bagi pemelajar terhadap adanya stimulus
2. harapan
fungsi : mengorientasikan pemelajar pada tujuan belajar
3. pengambilan kembali 
fungsi :  memberi ingatan tentang kapabilitas yang diperlukan
4. persepsi selektif terhadap ciri stimulus
fungsi : memungkinkan penyimpanan stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kerja 
5. pengkodean semantik
fungsi : transfer ciri stimulus dan informasi yang tersimpan ke dalam ingatan jangka panjang
6. pengambilan kembali dan respon 
fungsi : mengembalikan informasi yang tersimpan ke penggerak respon individual dan mengaktifkan respon 
7. penguatan
fungsi : mengkonfirmasi harapan pemelajar tentang  tujuan belajar
8. pengambilan petunjuk
fungsi : memeberikan petunjuk tambahan untuk pengingatan kapabilitas di waktu mendatang
9. kemampuan generalisasi
fungsi ; memperkaya transfer belajar ke situasi baru

dua organisasi kapabilitas yang merepresentasikan belajaryang kompleks adalah prosedur dan hierarki belajar. prosedur adalah seperangkat tindakan yang dilakukan secara berurutan dan terdiri dari keterwmapilan motorik dan intelektual contoh memarkir mobil secara paralel.
berbeda dengan prosedur , hierarki belajar adalah seperangkat keterampilan motorik dan intelektual yang diorganisasikan di mana setiap kapabilitas adalah prasyarat esensial untuk keterampilan berikutnya yang lebih tinggi. hierarki adalah organisasi keteram[ilan psikologis , bukan sekuensi informasi logis. ada empat level diskret dalam hierarki, yakni belajar diskriminasi, belajar konsep, belajar aturan , dan belajar kaidah yang lebih tinggi. diskriminasi termasuk membedakan objek dan kejadian yang berbeda-beda, seperti bentuk geometris. diskriminasi juga sering merupakan syarat untuk mempelajari konsep konkret, yang dipelajari melalui observasi langsung. sebaliknya konsep yang didefenisikan tidak punya contoh konkret. ini sering disebut sebagai abstrak, biasanya mengekspresikan kaitan antara konsep-konsep lain , dan dipelajari melalui defenisi. belajar aturan, level keterampilan yang lebih tinggi, melibatkan pemberian respons terhadap seluruh kategori situasi dengan menggunakan kelompok tertentu.
mengonstruksi hierarkidimulai dengan tujuan akhir untuk pembelajaran dan kemudian menanyakan apa yang akan mampu dilakukan pemelajar untuk mencapai tujuan, jika hanya diberi petunjuk verbal. jawabannya akan mengindikasikan keterampilan subordinatselanjutnya yang tertinggi.

Selasa, 17 Desember 2013



Hasil Kunjungan Lapangan di SMK Tritech Informatika Medan

Oleh :
Kelompok 7 




BAB  I
PENDAHULUAN




A.       LATAR BELAKANG SMK TRITECH MEDAN




1.      Sejarah SMK Tritech Medan

Berawal dari niat suci Yayasan Bapak Zulkifli, SE, S.Sos untuk beribadah kepada Allah SWT dan pengabdian dirinya bagi dunia pendidikan.
SMK Tritech Informatika berdiri diawali dengan dibukanya Lembaga Kursus Komputer dan Bahasa Inggris yang diberi nama Tritech Quantum. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan dari masyarakat maka pada tanggal 20 Mei  2010 didirikanlah SMK Tritech Informatika dengan memakai konsep SMK IT Modern.
SMK Tritech Informatika memiliki 3 Program Keahlian, yaitu Teknik Keterampilan Jaringan, Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak yang bertempat di Jl. Bhayangkara No. 522 Medan dan diasuh oleh Guru dan Dosen berpengalaman tamatan S1 dan S2 dari Universitas Negeri dan Swasta yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional.
Pada saat ini SMK Tritech Informatika mengasuh 1000 siswa/i, dengan jumlah pendidik sebanyak 80 orang dan tahun Ajaran  2012/2013 telah menempati gedung baru di Jl. Bhayangkara No. 484 dengan jumlah kelas sebanyak 36 ruang.
Guna pengembangan selanjutnya pada tahun 2013 akan dibuka STMIK dan PLSM hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat dan membantu program Pemerintah dalam bidang Pendidikan.

2.      Profil Sekolah
Nama Sekolah
SMK Tritech Informatika Medan
Nomor Pokok Sekolah Nasional
10261412
Bidang Keahlian
Teknik Informasi Dan Komunikasi
Program Keahlian
Teknik Komputer Dan Informatika
Kompetensi Keahlian
TKJ- Multimedia-RPL
Kelurahan / Kecamatan
Indra Kasih / Medan Tembung
Propinsi
Sumatera Utara
Alamat
Jln. Bhayangkara No. 522 CDE
Telepon / Fax
061 – 6635991 / 061 – 6641576
Status Sekolah / Akreditasi
Swasta / --
Nomor Surat Izin Berdiri
420/10985/PPMP/09
Tanggal Penetapan
06 Agustus 2010
Bangunan Sekolah
Milik Sendiri
Organisasi Penyelenggara
Yayasan Pendidikan Triadi Teknologi
Website
Email



3.      Visi Misi Sekolah
          VISI
a.    Menjadikan SMK berbasis teknologi Informatika yang Unggul, Mandiri, Religius 
     dan Berstandar Internasional. 

 MISI
a.       Siswa/i mampu menguasai komputer software danhardware serta  jaringan IT
b.  Melahirkan generasi yang handal dalam bidang IPTEK, IMTAQ dan berjiwa kebangsaan.

4.      Motto Sekolah
Creative Generation Community




B.        DATA OBSERVER

Kelompok 7 terdiri dari empat orang angggota kelompok. melakukan observasi ke sekolah adalah tiga orang dan salah satu anggota kelompok tidak bisa hadir dikarenakan sakit, yang bernama

Nama   : Gita Yufika
NIM    : 111301038
Berikut data observer yang telah melakukan observasi ke sekolah SMK Tritech Informatika Medan:
Nama Observer I                                 : Nurhikmah
NIM                                                    : 111301006
Nama Observer II                               : Gustina Handayani
NIM                                                    : 111301016
Nama Observer III                              : Siti Rizki Kartika
NIM                                                    : 111301032
Tanggal Observasi                                : 18 Oktober 2013
Kelas yang diobservasi                         : X MM 4 Reguler
Mata Pelajaran                                    : Agama Islam
Waktu Observasi                                 : 08.30 WIB s/d 09.30 WIB
Alat Observasi                                     : Pena, Buku, Kamera

C.       KONDISI FISIK KELAS

1.          AC sebanyak 2 buah


2.         Dinding sebagai masih menggunakan papan dan sebagian menggunakan kaca yangmenyambung ke pintu

3.         Kipas angin 1 buah

4.         Pintu menggunakan kaca yang yang transparan
5.         Lantai berkeramik
6.         Menggunakan pewangi ruangan
7.         Lampu LED ada 3 buah


8.         LCD TV 1 buah untuk menampilkan materi pembelajaran


9.         Papan tulis yang terbuat dari kaca 1 buah

10.     Mading kelas 1 buah,

11.     Alat kebersihan seperti sapu, kain pel dan ember
12.     1 buah jam
13.     Susunan bangku para muridnya membentuk letter U di mana posisi gurunya berada di depan tengah
14.  Salah satu dinding masih terbuat dari papan dan sebagian lagi terbuat dari kaca yang menyambung ke pintu

D.       HASIL OBSERVASI
Tanggal 18 Oktober 2013 kelompok berkesempatan mengobservasi sekolah SMK Tritech Medan yang beralamat di jalan Jl. Bhayangkara No. 522 Medan. Kelompok mendapatkan kesempatan mengobservasi di kelas X MM 4 Reguler. Kami mulai masuk kelas tepat jam 08.30 WIB. Pada saat itu, kelas yang kami observasi sedang belajar Agama Islam. Kami pun memperkenalkan diri dan duduk di bangku yang kosong. Pada saat kami melakukan observasi, murid yang hadir sebanyak 20 orang dan bangku yang kosong ada 3 buah.
Di kelas X MM 4 SMK Tritech murid menggunakan laptop pribadi, LKS, buku tulis, pulpen, dan E-book  sebagai media pembelajaran mereka.  Adapun media yang digunakan guru dalam mengajar adalah laptop, LCD, spidol dan whiteboard.
Pada saat guru menerangkan pelajaran, terdapat murid yang memperhatikan guru dan ada juga yang tidak memperhatikan guru, di mana murid yang tidak memperhatikan tersebut mendapat teguran. Proses pembelajaran yang digunakan lebih ke 2 arah di mana setelah guru menerangkan, para murid diberikan kesempatan untuk bertanya apa yang tidak dimengerti oleh mereka. Pada saat diberikan kesempatan bertanya yang diberikan guru kepada murid-muridnya, ada seorang murid perempuan yang menanyakan mengenaihukum memanjangkan kuku. Sebelum guru  menjawab pertanyaan yang diberikan muridnya, guru memberikan pujian terhadap murid tersebut atas pertanyaan yang dia berikan. Setelah murid tidak ada yang bertanya, guru memberikan soal kepada muridnya mengenai “ 5 perbedaan Qur’an dan Hadist” lalu dikumpulkan pada saat itu dan diberi nilai.
Pada saat kami datang untuk melakukan observasi, sekolah sedang mengadakan lomba dan banyak orang datang ke sekolah. Dinding dan pintu kelas terbuat dari kaca transparan di mana ketika orang berlewatan membuat murid-murid mengalihkan pandangan mereka ketika guru sedang menerangkan pelajaran. Sempat mati lampu ketika proses pembelajaran berlangsung yang membuat suasana kelas menjadi gelap dan panas di tambah lagi banyaknya orang yang berlewatan.

            

BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN

A.       TEORI
Skinner mengemukakan istilah konsekuensi yang menguatkan (reinforcing consequences) dan penguatan (reinforcement) serta mendefinisikannya dalam makna kaitannya dengan perilaku. Secara khusus, penguatan adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat perilaku yaitu penguat meningkatkan frekuensi respons. Kejadian yang menguatkan adalah hasil yang diproduksi oleh berpenguat yang mengubah organism sedemikian rupa sehingga perilaku itu diulang.
Agar efektif mengubah perilaku, penguatan harus jadi secara seketika bersamaan dengan berpenguat dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri. “ Suatu penguat akan sangat kuat apabila ia diikuti dengan segera optimal di dalam hubungan detik” (Skinner, 1986b, h. 97). Penguatan dengan kata lain, adalah bersifat menyatu pada pelaksanaan perilaku tertentu.

B.        PEMBAHASAN
Guru yang mengajar di kelas X MM 4 reguler menerapkan teori Skinner dalam proses belajar, yaitu menggunakan penguatan (reinforcement) untuk memperkuat perilaku mereka di dalam kelas. Dimana guru yang pada saat itu sedang mengajarkan pelajaran Agama Islam sebagai stimulus. Ada murid yang memperhatikan dan tidak memperhatikan guru menerangkan yang merupakan responnya. Guru menegur murid yang tidak memperhatikan pelajaran sebagai konsekuensi negatif terhadap murid tersebut. Keadaan pembelajaran diatas merupakan cara yang cukup tepat yang digunakan guru, yaitu dengan memberikan teguran pada murid yang tidak memperhatikan pelajaran, hal ini dilakukan agar murid bisa mempertahankan perilaku yang diinginkan yaitu tetap mengikuti pelajaran dengan baik.
Selain dengan memberikan konsekuensi negatif kepada muridnya, guru pun juga memberikan reinforcementkepada muridnya berupa reward di mana itu masih termasuk ke dalam penerapan teori penguatan Skinner. Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran, guru memberikan kesempatan para murid-murid  untuk bertanya apa yang tidak dimengerti oleh mereka, di mana hal ini sebagai stimulus. Pada saat diberikan kesempatan bertanya, ada murid yang bertanya. Dia bertanya mengenai memanjangkan kuku, hal ini merupakan responnya. Sebelum guru menjawab pertanyaan murid tersebut, guru memberikan pujian terhadap murid yang bertanya , di mana hal ini yang menjadi reinforcement. Dari proses pembelajaran ini guru sudah menerapkan teori Skinner secara tepat, di mana guru memberikan penguatan atau reinforcement berupa pujian terhadap murid yang mau bertanya, agar murid lebih aktif lagi bertanya di kelas atau dengan kata lain dapat meningkatkan perilaku aktif murid-murid dalam bertanya hal-hal  yang belum dimengerti dari materi yang diajarkan sehingga murid-murid akan lebih memahami materi pembelajaran dengan baik. Selain itu guru memberikan setiap penguatan atau konsekuensi dengan cepat sesaat setelah perilaku atau respon yang ditunjukkan oleh murid-murid muncul, sehingga penguat yang diberikan efektif untuk mengubah perilaku yang diinginkan.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.       KESIMPULAN
Dari hasil observasi kelompok yang berjalan kurang lebih satu jam kelompok menarik kesimpulan bahwa hasil observasi pada kelas X MM4 Reguler dapat dikaitkan dengan teori pembelajaran Skinner. Dimana guru dengan sadar memberikan teguran kepada murid yang tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar dan memberikan pujian kepada murid yang bertanya. Di mana dalam teori ini memakai konsep stimulus, respon dan konsekuensi.
Menurut kelompok kondisi belajar dengan memberikanreinforcement adalah salah satu cara efektif untuk diterapkan dalam proses belajar di kelas, karena diharapkan siswa dapat mempertahankan perilaku-perilaku yang baik bila mendapatkan penguatan positif, begitu juga sebaliknya siswa juga diharapkan menghilangkan perilaku-perilaku yang tidak baik seperti tidak memperhatikan guru mengajar di depan kelas.

B.         SARAN
Secara keseluruhan fasilitas pada kelas X MM4 Reguler sudah lengkap hanya saja kelompok menyarankan kepda pihak sekolah agar memperhatikan fisik kelas seperti dindingnya yang transparan karena  di rasa mengganggu proses belajar yang mengakibatkan fokus konsentrasi siswa berpeluang terpecah dikarenakan kondisi hingar bingar di luar kelas.dan terbuat dari papan. Selain itu kelompok juga menilai bahwa kondisi dinding kaca pada kelas.  



                   


DAFTAR PUSTAKA


  1.  Gtedler, Margaret. E.(2011).Learning and Instruction (Edisi Keenam). Jakarta: Kencana
  2.  SMK Tritech (2012). Sejarah Singkat. Diperoleh 05 Desember 2013, darihttp://www.tritech.sch.id/page.php?pg=profil&mod=sejarah
  3. SMK Tritech (2012). Identitas Sekolah. Diperoleh 05 Desember 2013, dari http://www.tritech.sch.id/page.php?pg=profil&mod=identitas  
  4. SMK Tritech (2012). Visi dan Misi. Diperoleh 05 Desember 2013, dari http://www.tritech.sch.id/page.php?pg=profil&mod=visi_misi
  5.  SMK Tritech (2012). Logo dan Motto. Diperoleh 05 Desember 2013, dari http://www.tritech.sch.id/page.php?pg=profil&mod=logo_motto

Selasa, 01 Oktober 2013

Teori Proses Belajar 2

Prinsip - Prinsip Belajar 
        Seperti John Watson (1913), Skinner percaya bahwa psikologi dapat menjadi sains hanya melalui studi perilaku. Berbeda dengan Watson, Skinner mempelajari jenis perilaku yang lain, perilaku yang tidak secara otomatis dipicu oleh stimulus tertentu.

Definisi Belajar
       1. Asumsi                   :  -Belajar adalah perubahan perilaku/ behavioral
                                            -Perubahan perilaku secara fungsional berkaitan dengan perubahan dalam                                               lingkungan atau kondisi
                                             -Hukum relasi antara perilaku dan lingkungan dapat ditemukan hanya jika sifat                                                behavioral dan kondisi eksperimental didefinisikan dalam istilah fisik dan                                                 diamati di bawah kondisi yang terkontrol.
                                              -Data dari studi eksperimental atas perilaku adalah satu-satunya sumber                                                 informasi tentang penyebab perilaku yang dapat diterima
           Dasar rasional         : Agar dapat disebut sains, psikologi harus :
                                           (a) mempelajari kejadian yang dapat diamati dan dapat diukur
                                           (b) dilakukan di dalam kondisi yang dikontrol dengan cermat
                                           (c) menentukan kejadian lingkungan yang merupakan penyebab

          2. Asumsi                 : Perilaku subjek individual adalah sumber data yang tepat
              Dasar rasional      : Relasi yang tepat hanya dapat diungkap melalui riset atas subjek individual

         3. Asumsi                  : Dinamika interkasi organisme dengan lingkungan adalah untuk semua spesies
             Dasar rasional       : Karena tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kejadian yang tampak                                            memperkuat atau melemahkan frekuensi respons (perubahan behavioral), maka                                            organisme tertentu (hewan atau manusia) bukan faktor utama.

   Skinner (1950) secara spesifik mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku. "Belajar bukan melakukan- belajar adalah mengubah apa yang kita lakukan" (Skinner, 1989a, h. 15).

Komponen Belajar
   Skinner (1953, 1963b) mengidentifikasi riset Thorndike sebagai basis untuk memahami perubahan perilaku. Thorndike telah mengidentifikasi tiga komponen penting dari perubahan perilaku (Skinner, 1953). Yakni: a. kesempatan di mana perilaku terjadi; b. perilaku itu sendiri; c. konsekuensi dari perilaku (Skinner, 1953; 1968, h.4). Yakni respons sering diberikan pada lingkungan untuk menghasilkan jenis konsekuensi yang berbeda, dan konsekuensi tertentu menimbulkan pengulangan respons. Skinner (1935) menamakan respons ini sebagai berpenguat.
    Salah satu kekurangan dalam analisis Thorndike adalah dia menyebut konsekuensi yang menyebabkan  peningkatan perilaku itu sebagai imbalan (reward), masalahnya adalah imbalan itu mengimplikasikan ganjaran untuk sesuatu yang dilakukan (Skinner, 1989b, h.92) atau kompensasi yang mengganti pengorbanan tertentu (Skinner, 1963b, h.505).
    Skinner mengganti istilah imbalan dengan istilah konsekuensi yang menguatkan (reinforcing consequences) dan penguatan (reinforcement), dan mendefinisikannya dalam makna kaitannya dengan perilaku. Secara khusus, penguatan adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat perilaku; yaitu, penguat meningkatkan frekuensi respons. Kejadian yang menguatkan adalah hasil yang diproduksi oleh berpenguat yang mengubah organisme sedemikian rupa sehingga perilaku itu diulang, Skinner mengidentifikasi tiga komponen belajar sebagai stimulus diskriminatif (SD), respons (R) dan stimulus penguat (Sreinf) dan sekuensi peristiwa belajar adalah: (SD)-(R)-(Sreinf).